“Ana! Sini deh buruan!”
“Duh, ada apaan si, Ras?”
“Itu liat deh! Itu siapa!”
“Itu.. itu.. itu kan si
Angga. Cowo yang aku suka! Sumpah ya cakep banget si Angga itu. Ras!!! Pegang
tanganku deh buruan”
“Hmm.. kok tanganmu anget
Na?”
“Aku deg-degan, Ras!! Ras! Laras!!!”
“Aku deg-degan, Ras!! Ras! Laras!!!”
“Ih Ana alay deh”
Lalu mereka berdua bergegas
masuk kelas. Ya, namaku Ana. Ana Az-zahra. Sekarang aku duduk dikelas 11-H.
Laras itu adalah teman sekelasku haha dia orangnya nyenengin, tapi kadang
nyebelin juga. Oke, sekarang aku bakalan deskripsiin si Angga. Cowo terkece di
sekolahku. Cakep, senyumnya manis, matanya tajem, badannya tinggi, pinter
banget di pelajaran fisika dan biologi, anak softball dan… tajir. Pertama kali
aku suka dia itu.. waktu..
Saat MOS ekstrakurikuler
“Oke adik-adik, saya Fahmi,
pelati tim softball putra. Saya ingin sekarang kalian saling berjabat tangan
dan berkenalan” ujar Fahmi.
“Eh iya aku Sarah, kamu
siapa?” ucap Sarah
“Aku Ana hehe, eh
bentar-bentar.. tali sepatuku lepas” sela ku
Akupun menunduk dan dengan
posisi setengah jongkok sambil mengikat tali sepatuku.
“Nah! Udah selesai”
Akupun bangkit namun..
Bruk!
“Ih tanganku lecet nih, kamu
kalo jalan tuh li…” belum selesai aku mengomel, aku terdiam dan terpaku.
Melihat seorang cowok cakep sedang memandangku dengan khawatir. Dia.. sangatlah
tampan.Ya Tuhan!
“Kamu nggak kenapa-kenapa
kan? Eh sori lho ya. Sini mana tangan kamu. Yah kok lecet sih. Sori banget ya.
Emm.. nama kamu siapa?” celoteh cowo tampan itu.
Aku nggak menjawab
pertanyaannya, karena aku masih terhipnotis olehnya, oleh tatapannya, terutama
matanya.. alisnya.. hidung.. dan mulutnya. Sangat sempurna. Dia.. sangat
tampan.
“Halo? Kamu dengerin aku
ngomong apa kan tadi?” tanyanya
“Eh iyaiya aku denger kok.
Rumahku di daerah Kemang. Kenapa emang?” jawabku gugup
“Hahahaha.. Kamu gak
nyambung deh hahahaha” ejeknya
“Emang tadi kamu nanya
apaan?” tanyaku polos
“Aku tadi tanya, namamu
siapa hahaha tapi kamu malah jawab rumahmu dimana hahaha kamu lucu seriusan deh
hahaha” ejekannya yang membuatku berpikir kalau senyumnya manis, tawanya
menengkan dan lesung pipinya.. hangat.
“Namaku Ana. Kamu siapa?”
tanyaku penasaran
“Nama yang bagus tuh hahaha,
namaku Angga. Anak softball juga?” serunya
“Iya hehe” jawabku singkat
“Oke aku kesana duluan ya”
pamitnya
Semenjak hari itu.. aku jadi
semakin termotivasi untuk latihan softball. Ya, apalagi alasannya kalau bukan
demi Angga Cowo yang nabrak aku waktu itu dan sampai sekarang dia tetap sering
menyapaku dengan senyumnya yang hangat dan tatapannya yang teduh itu. Sangat
menenangkan jiwa
“Eh aku boleh minta nomer
kamu gak, Na?”
“Boleh, buat apaan emang?”
“Buat smsan lah. Aku pengen ngobrol banyak sama kamu..”
“Buat smsan lah. Aku pengen ngobrol banyak sama kamu..”
Dor!
Tiba-tiba badanku langsung
hangat, mukaku memerah dan tanganku bergetar. Aku.. bahagia.
“0813333333331, Ngga”
“Oke, makasih ya Na. Entar
malem smsan ya”
“Iya, Ngga”
Malam
harinya…
Bipbipbipbip
“Ana...”
“Iya? Ini siapa ya?”
“Angga. Ana lagi apa? Angga
pengen ngomong..”
“Lagi ngerjain tugas aja nih
Ngga. Ngomong apaan Ngga? Ngomong aja kali”
“Angga.. suka nama Ana.
Ana-Angga itu cocok kan. Serasi kan. Nama kita sama-sama depannya A. Ana mau
gak jadi..”
“Ha? Jadi apaan, Ngga?”
1
jam kemudian..
“Ngga? Belom tidur kan?”
Tapi Angga tetap belum balas
smsku. Kemana anak ini hmm
Esok
harinya..
“Eh, Na, sini deh. Aku mau
kasih tau sesuatu, tapi kamu jangan shock ya”
“Ya elah, sesuatu apaan sih
Ras. Kasih tau buruan”
“Angga jadian sama Mia!”
“Ah ngibul ya kamu”
“Idih, dibilangin kok nggak
percaya sih. Seriusan ini. Angga jadian sama Mia. Barusan”
Padahal.. tadi malem kan
Angga bilang dia mau ngucapin sesuatu ke aku, tapi malah gak jadi.. Ya Tuhan,
kenapa kenyataan yang ada sekarang malah kayak gini?
Dikantin..
“Ngga..” sapaku dengan
hati-hati
“Eh Ana. Ada apa, Na?”
jawabnya gugup
“Semalem kok smsku gak kamu bales? kelupaan ya?” tanyaku pelan
“Semalem kok smsku gak kamu bales? kelupaan ya?” tanyaku pelan
“Iya, Na. Hehe sori ya. Oh
iya, aku duluan” jawabnya buru-buru
“Oke, Ngga”
Padahal aku pengen nanya,
dia sebenernya mau ngomong apaan tadi malem. Tapi kok sekarang dia malah gini
sih. Pikiranku kacau seketika
1 bulan aku menunggu
Angga-Mia putus, tapi.. semuanya sia-sia. Oke. Aku bakalan tunggu semampuku!
6 bulan aku menunggu Angga..
menunggu hati Angga kosong lagi. Tanpa Mia didalamnya.
20 bulan aku menunggu
Angga.. Tapi semuanya tidak berubah. Mereka berdua tetap bersama, tetap tertawa
bersama, pulang bareng, ke kantin bareng, dan semacamnya. Aku iri pada Mia. Ku
akui, Mia tidaklah cantik seperti aku. Dia tidak ada apa-apanya dibanding aku.
Mia gendut, tidak bisa berolahraga, tidak eksis. Coba bandingin sama aku, aku
tinggi, kurus, anak basket, dan sangat eksis. Aku tidak habis pikir, kenapa
Angga memilih Mia.
Namun semua itu terbalas
dengan 1 sikapnya padaku saat aku dan teman-teman menonton tim softballnya
bertanding. Timnya Angga menang! Yeah! Aku senang.. Di detik-detik terakhir,
Angga-lah yang membuat timnya dapat menambah score. Aku bangga sekali. Harus
kalian ketahui, bahwa aku tidak pernah absen saat timnya bertanding. Aku ingin
membuktikan pada Angga, bahwa aku sangat mengharapkannya, sangat menantinya,
sangat menyukainya dan sangat mencintainya. Mia tidak pernah menonton Angga
bertanding. HAHA. Aku punya nilai ++ lah dibanding Mia yang tidak tau apa-apa
itu.
Saat aku berjalan menuju
parkiran, tiba-tiba..
“Na, makasih ya udah sering
nonton aku tanding haha Mia aja ga pernah sesering kamu kalau nonton aku
tanding”. Tanganku digapainya dan digenggamnya.
“Eh iya samasama Ngga”
jawabku gugup
“Sekali lagi makasih ya”
Sesampaiku dirumah.. Aku
tidak mencuci tanganku sama sekali. Bahkan aku tidak mandi 2 hari. Kebetulan
aku lagi mendapat tamu bulanan, jadi.. kalau tidak wudhu, tidak apa-apa dong
ya. Haha aku sangat menggilai Angga
Selain itu, aku hafal jadwal
Angga latihan softball. Yaitu setiap Kamis dan Sabtu jam 4 sore sampai jam 8
malam. Beberapa kali aku menungguinya latihan. Dia sangat tampan. Mulai dari
pagi, lalu siang, sore dan saat malam-pun dia tetap tampan.
Aku kaget banget waktu lihat
foto Angga dan Mia yang sedang melompat sambil berpegangan tangan dan
dibelakangnya terlihat kawah agak tebal yang sedang berterbangan. Mereka? Liburan
berdua? Berdua? Terserah sajalah!
Angga-Mia sampai detik ini
sudah menjalani hubungan selama 2tahun 5bulan 1hari. Lama-kelamaan aku mulai
ikhlas.. namun, sangat sulit untuk melupakan Angga yang sempat “ingin
mengatakan sesuatu padaku” namun tidak jadi. Sangat sulit melupakan Angga yang
menggenggam tanganku erat seolah menahanku untuk tetap disampingnya saat itu.
Angga yang mempunyai tatapan yang teduh dan senyum yang menenangkan jiwa.
Angga, aku tetap akan selalu
menunggumu. Sampai kapanpun itu. Camkan kata-kataku. Aku tetap akan selalu
menunggumu sampai kapanpun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar