BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 20 Desember 2012

Melupakan


Kenalin, namaku Tami. Menari dan memasak adalah hobiku. Dulu julukan dari teman-temanku untukku adalah Tami Muhammad Irvan. Tapi sekarang julukan itu udah gak ada lagi, sejak aku putus dengannya -Muhammad Irvan-  setahun lalu. Aku terjebak dalam suatu kesalahan fatal. Irvan memergokiku sedang bermesraan dengan teman sekelasku, Roni. Entah apa yang kupikirkan saat itu, tiba-tiba aku langsung menampar Irvan dengan keras, lalu menangis dan meninggalkan café itu. Café dimana aku dan Irvan sering menghabiskan waktu berdua, mecurhatkan isi hati dan saling menunjukkan rasa rindu. Aku mendua dan Irvan pun pergi. Aku terkejut saat melihat Irvan memasang Display Picture dengan seorang cewe Cewe itu cantik, hidung mancung, muka bulat, alis tebal dan bibirnya sangat tipis. Irvan memencet hidung cewe itu dan cewe itu mencubit dagu Irvan dengan mesra. Aku bener-bener gak menduga kalau secepat itu Irvan mampu melabuhkan hatinya ke cewe lain. 1 tahun menurutku sangat susah untuk melupakan Irvan dan kenangan-kenangan indah yang ada. Tapi kenapa dia dengan mudahnya bersama cewe lain? Jujur, aku belum bisa membuka hatiku untuk cowo lain.Meskipun di bibir, aku mengatakan bahwa aku bisa melupakannya dan membuka hatiku untuk cowo lain. Hingga..

“Hai Tami. Apa kabar? Baik? Aku kangen kamu lho. Kamu masih mencita-citakan cita-citamu yang waktu itu kamu beritau ke aku kan? Ayo aku tau kamu bisa meraih cita-citamu itu. Aku terus mendukungmu dari sini. Jujur, aku belum bisa sepenuhnya mencintai Kirana. Semua tentang kita masih aku ingat dalam pikiran ini. Aku ingin kita bersama, tapi aku ingin kamu tidak bersamaku. Sukses terus ya Tami J
Itulah sms dari Irvan. 1 Januari 2011.

5 tahun menjalin sebuah hubungan bukanlah hal yang mudah. Tidak terkecuali hubunganku dengan Irvan 6 tahun lalu. Kami beda sekolah, namun tetap dalam satu komplek wilayah. Rumah kami berjauhan, namun orang tua kami satu kantor. Sungguh sempit dunia ini.
Irvan adalah sosok cowo yang sangat perfect. Dia baik, tulus, ngalah, tapi.. sering nyebelin. Dia kalau udah nyebelin tuh ya nyebelin banget. Sampe-sampe pengen aku jambak rambutnya dia! Itulah yang ku rindukan dari Irvan. Tawanya, tangannya, dan pelukannya. Aku sangat ingat saat Irvan memelukku di teras rumahku..
“Hmm.. kok dingin ya hmm”
“Aku peluk kamu boleh?”
“Van..”
1 detik kemudian, aku tenggelam dalam pelukannya. Hangat dan menenangkan. Aku sangat mencintaimu, Van. Sangat mencintaimu. Aku bener-bener nggak mau kamu pergi, Van.
“Tam, jangan pernah pergi dari pelukku ya. Aku ingin.. kita kayak gini terus. Kamu yang selalu aku peluk saat kamu sedih, bahagia, dan merasa kesepian. Aku.. selalu ada buat kamu, Tam.” Ucapnya sambil mengelus rambutku
“Iya aku nggak akan pernah pergi dari kamu kok, Van. Aku sayang banget sama kamu. Janji ya kamu bakalan selalu ada buat aku? Janji?”
“Iya Tam..” jawabnya singkat. Tiba-tiba dia mencium keningku
“Lho! Malah cium keningku hmm. Ayo ngomong janji dong” ujarku sambil cemberut
“Allah ngajarin umatnya untuk tidak mudah mengucap janji, Tam..”
“Ah alasan. Bilang aja gak mau janji”
“Hahaha ssst udah jangan cemberut gitu dong. Nanti hantu pada takut sama kamu lho kalau kamu cemberut gitu hahahhaa”
“Ih ! Irvan apaan sih! Jayus deh”
“Hahaha hmm”.
Lagi-lagi dia mencium keningku lalu menatapku dalam dan tersenyum.
“Kamulah yang terbaik buat aku, Tam. Aku sayang kamu” bisiknya
Aku terpaku mendengar bisikan darinya. Aku terharu. Aku senang. Ya Tuhan. Aku mencintai Irvan. Jangan pernah izinkan Irvan pergi dariku Ya Tuhan..

27 Agustus 2010
“Happy anniversary, Irvanku!!! I love you so much so damn so much so damn! Hehehe gak kerasa ya kita udah 5 tahun!! Yeay!!”
“Iya, sayangku.. happy anniv juga yaa. Aku juga cinta kamu, pake banget dan sangat. Hehe. Nanti malem jalan yuk yang”
“Hey! Kok tumben kamu ngajak aku jalan hahaha ayo kemana??”
“Mall tempat kita mainan basket biasanya itu lho! Ayo ayo ayo. Aku yang bayarin deh”
“Deal! Jam 7 jemput aku ya!”
“Yoi sayang..”

Jam 19:35
Irvan mana sih aduh lelet banget. Katanya jam 7, kok sekarang malah gak dateng. Hih bete

Tin tin
“Halo cantik.. cemberut aja nih, monggo masuk di mobilku..”
“Ya”
Aku pun membuka pintu mobil dan duduk dengan setengah ngamuk lalu memasang sabuk pengaman dan memalingkan muka kearah kiri
“Nona cantik kenapa cemberut nih? Jangan cemberut dong.. kita kan habis gini ngerayain anniv..” rayunya seraya menggenggam tanganku erat.
“He’em”
Mungkin Irvan tau aku sangat marah, tiba-tiba dia menyetel lagu Your Guardian Angel.
“Kapan-kapan, aku pianoin kamu lagu ini ya. Aku suka banget lagu ini soalnya. Tiap dengerin lagu ini, aku inget kamu, Tam”
“Yakin tuh inget aku? Bukan inget cewe lain?”
“Hmm Tam.. lihat aku”
Aku langsung menoleh ke arahnya dan menatap matanya tajam.
“Aku cuma setia sama kamu, Tam. Aku cuma sayang sama kamu. Percaya deh sama aku, aku gak bakalan macem-macem, aku gak bakalan mainin perasaanmu, gak bakalan mainin hati kamu, Tam”
Aku sedikit luluh oleh kata-katanya.
“Iya, aku percaya kok Van”. Aku langsung memeluknya erat saat itu juga. Aku bener-bener gak mau kehilangan Irvan.

Sesampainya di mall..
“Tami mau kita kearah mana nih? Kanan , kiri atau lurus hayo?” tanyanya sambil menggenggam tanganku erat
“Kiri deh” jawabku singkat
“Oke, kita langsung makan aja ya berarti..” ujarnya
“Kita makan dimana sih emang?” tanyaku dengan muka penasaran
“Rahasiaaaa doong” jawabnya sambil melet-melet
“Yaudah deh huh” jutekku pun kumat.

“Selamat datang Nona cantik dari surga.. silahkan duduk..”
Suasananya cozy, lampunya agak remang-remang gimana gitu tapi asik karna ada beberapa lampu yang warna-warni, kursinya gak kuno, waitterrsnya masih muda-muda, lagu yang sedang diputar-pun adalah kumpulan lagu romantis.
“Iya, terimakasih Van.. Engg.. Tapi.. kok tumben kamu ngajak aku ke tempat asik kayak gini? Biasanya kan kita makan di restoran junk-food..”
“Ini hari spesial Nona cantik. Aku nggak ingin bikin kamu kecewa. Aku pesen makanan dan minumannya dulu ya. Nona cantik diam disini. Tidak boleh kemana-mana. Kalau kemana-mana, nanti diculik lho..”
“Ih apaan banget deh”

Tiba-tiba..
“Eh Tami!” . Aku mencari asal suara. Sepertinya aku kenal suara itu.. itu kan suaranya.. Haqi. Mantanku.
“Eh kamu” jawabku singkat
“Lo kok tambah cantik aja sih, Tam. Sendirian aja nih? Gua temenin boleh ya?”
“Aku sama cowoku, Haq. Sori”
“Yaudah kalo gitu gua gabung aja sama kalian. Boleh kan? Ayo lah, jangan lupa mantan, Tam”
“Tapi Haq..”
Haqi menatapku tajam lalu menggenggam tanganku dan meraih jari manisku..
“Tam, lo mau kan jadi istri gua? Gua sebenernya masih sayang banget sama lo. Gua tau lo disini tuh tadi karna gua stalking path lo. Ayo jadi istri gua. Gua janji ga bakalan nyakitin lo lagi. Gua janji sepenuh hati. Lupain deh 6 tahun lalu pas kita putus gara-gara gua selingkuh. Lupain semua tentang itu. Please, kasih gua kesempatan, Tam..”
“Sori, aku ga bisa, Haq. aku udah sayang banget sama cowo aku. Permisi, aku pamit”
Aku bergegas meninggalkan meja. Anniv kali ini hancur karna Haqi -cowo terbrengsek yang pernah ku kenal-.
Aku berkali-kali coba menghubungi Irvan. Tapi tidak diangkat. Kemana Irvan? Kenapa semuanya jadi rumit kayak gini sih.
“Ir..van? Van! Irvan!” tangisku tiba-tiba saat melihat Irvan terkapar didepan mobilnya dengan luka pukulan yang sangat banyak
“Sayang.. aku.. aku cinta kamu. Aku pengen kamu sm Haqi. Dia bilang dia bakalan jagain kamu sampai mati, tadi aku coba cegah dia karna dia bilang dia bakalan ngerebut kamu dari aku, tapi.. dia langsung menonjokku dan seperti inilah aku sekarang. Jadi, sekarang, pergilah dengannya. Aku ingin kamu bahagia. Ohiya satu lagi, maafin aku ya, selama ini aku bohong sama kamu. Sebenarnya, aku gak setia sama kamu. Aku.. udah gak cinta kamu sejak setahun lalu. Jaga dirimu baik-baik ya. A..a…aku.. bahagia sama kamu. Selamat ting..ga..l”
“IRVAN!!!!!!!!!!!! BANGUN! VAN! AYO BANGUN VAN! VAN! BANGUN VAN! Aku pengen kamu tetep disamping aku, Van! Meski kamu udah gak cinta aku. Van! Kamu denger aku kan? Van! Hari ini kita anniv lho van! Van! Van.. van.. dengerin aku van. Van.. Irvan!!!!!” jeritku dengan gusar. Tapi, Irvan tetap diam dan badannya kaku, bibirnya biru dan pipinya memar hingga terlihat seperti bengkak.

Sejak saat itu, aku mencoba melupakan Irvan. Tapi, kenyataan yang ada adalah Irvan sudah sembuh dan sehat lagi. Namun, dia sekarang sudah gak bersamaku. Dia.. sudah bersama cewe barunya itu. Ya sudahlah, yang penting Irvan bahagia, aku juga bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar